Wednesday, March 5, 2014

Tak mudah menjadi seorang kakak



Hujan turun sangat deras. Dan titin mulai berfikir, sebagai seorang kakak, dia merasa belum terlihat seperti seorang kakak. Titin menyadari hal itu karena sifat keras kepala itulah yang membuat titin merasa belum sepenuhnya bisa menjadi seorang kakak. Seorang kakak harusnya bisa membuat adiknya merasa nyaman, karto, adik titinpun merasa kalau dia selalu mengalah pada kakaknya. Dua bersaudara itu terlihat sering berantem karena mereka mempunyai sifat yang sama sama keras. Sementara karto sendiri masih tergolong alay alias anak lebay, masih suka menomor satukan temean teman nya, apa apa pokoknya teman teman yang di nomor satukan, nggak sadar kalau sebenarnya karto di manfaatkan oleh teman teman nya karena ke alay an nya.
Suatu hari titin memergoki karto sedang merokok di sekolahan, karena secara diam diam titin menguntit karto pergi kesekolah secara diam diam. Di tengah jalan, ternyata titin melihat karto tidak berbelok ke arah sekolahan karto, ternyata karto malah masuh warnet dan dia hanya main game. Titinpu masih pura pura nggak tau sampai pada akhirnya a meledak ledak ketika karto sampai di rumah saat bersamaan dengan jam pulang sekolah. Ia pun langsung memarahi karto, “kau tadi tak pergi kesekolah kan, kau bolos di warnet, mau jadi apa kau ini “. Karena takut dan merasa bersalah, kemudian karto pun menjawab seenaknya, “nggak mungkin lah, aku sekolah tadi, mana mungkin aku bolos, duit dari mana pula aku pergi ke warnet dan main game”, kata karto dengan penuh emosi. Titin pun tak tahan dengan kebohongan itu dan akhirnya mereka berantem hebat. Dan tak ada satupun dari kakak adik tersebut yang mengalah. Karena mereka sama mempunyai sifat keras kepala.

demikian sekilas karangan cerita, dan dari situ bisa di ambil bahwa tak mudah untuk menjadi seorang kakak. Tapi tergantung sifat masing masing orang, ada yang lemah lembut, ada yang keras kepala. Mungkin suatu hari akan mengarang tentang seorang kakak yang lemah lembut.”