Pas buka yahoo, kemudian nemuin judul yang keliatannya heboh. Kira kira judulnya seperti ini “Kesal, ABG tak kenal empati juga suruh ibu hamil resign” trus aku baca dan sumbernya dari sini, https://id.berita.yahoo.com/kesal-abg-tak-kenal-empati-juga-suruh-ibu-080419872.html
Wednesday, April 16, 2014
hanya sedikit komentar
Pas buka yahoo, kemudian nemuin judul yang keliatannya heboh. Kira kira judulnya seperti ini “Kesal, ABG tak kenal empati juga suruh ibu hamil resign” trus aku baca dan sumbernya dari sini, https://id.berita.yahoo.com/kesal-abg-tak-kenal-empati-juga-suruh-ibu-080419872.html
Maman, mimin, dan momon
Dalam sebuah desa terpencil,
hiduplah tiga saudara kembar yang mempunyai bentuk muka yang berbeda beda. Mereka
hidup di tepi sungai yang tak lain adalah tempat perkumpulan para buaya buaya. Walaupun
mereka bertetanggan dengan buaya, tapi mereka sudah biasa dan buaya juga kenal
dengan tiga saudara kembar tersebut. Maman mempunyai muka bulat seperti jam
dinding, ia merupakan yang tertua diantara dua saudaranya. Mimin mempunyai
wajah oval seperti telur ayam sedangkan mimin mempunyai bentuk wajah
lonjong/panjang seperti kapsul. Ketiga saudara ini memiliki sifat keras kepala
dan tak ada yang mau mengalah. Suatu ketika, persediaan beras di rumah mereka
habis. Mereka bertiga yang telah lelah bekerja seharian, sampai rumah dan saat
ingin memasak ternyata beras persediaan mereka habis. Kemudian mereka saling
menyalahkan satu sama lain dan bertengkar dahsyat. Kala itu tak ada yang
mengalah sama sekali, masing masing dari mereka membawa pisau. Berhubung rumah
mereka berada di tepi pantai yang tak berpenghuni, pertengkaran mereka hanya di
dengar oleh buaya buaya yang menghuni sungai tersebut. Pertengkaran mereka
hanya di saksikan oleh segerombolan buaya. Akhirnya salah satu dari mereka
tertusuk pisau yang di bawa nya. Pertengkaranpun
sempat terhenti sesaat. Mereka berfikir bahwa tusukan pisau itu tak separah
yang sebenarnya. Tusukan pisau itu mengenai jantung si momon. Tanpa mengucapkan
sepatah kata pun, momon langsung tak sadarkan diri. Akhirnya, dengan banyaknya
darah yang mengalir, buaya buaya itu langsung mendekati mereka, akhirnya buaya
yang kelaparan dan melihat banyaknya darah yang mengalir itu langsung menyantap
maman dan mimin. Akhirnya tiga saudara keras kepala itu menjadi santapan buaya
yang menghuni sungai.
#sekedarnulistapinggakngertiujungnya
Antara zona aman dan tak aman
Pagi pagi udah di rencanain mau ngapain aja. Banyak
planing planing yang terpikir saat akan tidur di malam hari. Besok aku mau ini,
besok aku mau itu, besok aku mau ke sini, besok aku mau ke sana. Tapi nyatanya,
hanya duduk di tempat grakk !!!. saat di depan tv, hanya terlihat seperti orang
bego. Yang di tonton hanya itu itu saja, episode nya juga hanya pengulangan. Apa
nggak membuatmu bosan? Apa seperti ini tak membuang buang waktu. Hidup yang
flat flat aja ternyata nggak enak. Tapi saat di kasih tantangan seru malah
kebanyakan mengeluh. Oh..God. what shpuld I do now?? Im very regreting of all
you gave to me. Jika di kasih kesempatan lagi, janji deh bakalan nggak bertele
tele lagi. Seperti yang aku tulis kemaren, aku hanya lah tentara yang pengecut.
Belum menembak musuh sudah membalik kan badan. Mungkin watu itu aku belum bawa
senapan, aku harus kembali meninggalkan markas dan membawa banyak senapan. Yah...berfikir
positif aja dulu. Tapi kalau di pikir pikir juga nyesel, udah nyampe nyampe
area pertempuran tapi malah mundur. Mungkin hal yang pantas di dapatkan dari
tentara seperti ini adalah TEMBAK MATI. Nama ada tentara yang pengecut. Lagian kalau
berperang juga belum tentu tertembak kan? Lantas kenapa waktu itu aku memilih
mundur?? How stupid I am L
Waktu itu memang masih unyu unyu. Berada di antara
pingin sukses dan zona aman. Yang harus di lakukan saat ingin menemukan hidup
yang bener bener hidup ya harus keluar dari zona aman. Iya bener banget.
Ternyata waktu itu otak ku sedang berada di antara jembatan galau.
Laaaah....istilah apa lagi itu. Jembatan galau adalah saat saat ketika kamu
ingin sukses dan kamu nggak mau meninggalkan zona aman. Namanya juga zona aman,
pastilah aman aman saja, tanpa ada tantangan atau apa gitu. Tapi yang namanya
zona aman itu membosankan sekali. Zona aman itu memang membuat seseorang larut
dan betah tanpa menghasilkan sesuatu yang menantang. Dulu juga pernah ngerasain
zona aman, waktu itu aku sangat nggak mau ninggalin jogja. Dikit dikit ngetwit,”kangen
jogja, sedih ninggalin jogja, “ aduuh...plisss banget. Ini yang di namakan
sudah terperangkap di zona aman. Aku juga dulu terperangkap banget, Udah
ninggalin jogja malah balik lagi. Hal yang membuat aku balik lagi adalah konyol
banget. Aku nggak tau namanya. Yang jelas hal ini koyol dan membuatku nyesel
untuk pulang. Kadang aku mengabaikan nasihat orang yang baik untuk aku kedepan.
Tapi ya karena masih unyu unyu tadi. Jadinya malah balik. Jakarta memang banyak
memberiku pelajaran. Pokok nya lebih berhati hati aja gitu intinya. Banyak orang
yang kita nggak kenal jadi kenal. Tapi tetep hati hati aja. Jangan mudah
percaya sama orang yang b aru kita kenal. Orang yang sudah lama kita kenal aja
bisa seperti itu. Tapi bukan berarti selalu berfikir negatif sama orang lain
lho ya. Waspada nggak ada salahnya kok. Banyak hal hal yang ku jumpai di
jakarta yang nggak aku jumpai saat aku berada di Zona aman. Dan itu sebenarnya
menyenangkan. Lebih bisa memahami apa arti hidup. Ini beda banget di bandingkan
saat di jakarta di rumah sodara. Kalau di jakarta ngekos lebih terlihat banget
meaning of life nya. Sometimes I miss that moment, ngejar ngejar kopaja,
walaupun kopaja nya udah jauh tapi tetap bisa kita kejar. Yaaah...tau sendiri
deh, macetnya jakarta itu kayak apa. Kita jalan kaki aja lebih cepet sampai. Tapi
sayang banget hanya bertahan sekitar 5 bulan di ibu kota. Dan memutuskan
kembali ke zona aman. Ooh...God. entah apa yang terjadi dengan otak ku saat
itu. Yang jelas “keputusan yang di ambil
saat kita lagi alay itu bakal membuat kita nyesel” . Jadi, anggap aja ini
pelajaran berharga.
Subscribe to:
Posts (Atom)