Wednesday, April 16, 2014

Maman, mimin, dan momon





Dalam sebuah desa terpencil, hiduplah tiga saudara kembar yang mempunyai bentuk muka yang berbeda beda. Mereka hidup di tepi sungai yang tak lain adalah tempat perkumpulan para buaya buaya. Walaupun mereka bertetanggan dengan buaya, tapi mereka sudah biasa dan buaya juga kenal dengan tiga saudara kembar tersebut. Maman mempunyai muka bulat seperti jam dinding, ia merupakan yang tertua diantara dua saudaranya. Mimin mempunyai wajah oval seperti telur ayam sedangkan mimin mempunyai bentuk wajah lonjong/panjang seperti kapsul. Ketiga saudara ini memiliki sifat keras kepala dan tak ada yang mau mengalah. Suatu ketika, persediaan beras di rumah mereka habis. Mereka bertiga yang telah lelah bekerja seharian, sampai rumah dan saat ingin memasak ternyata beras persediaan mereka habis. Kemudian mereka saling menyalahkan satu sama lain dan bertengkar dahsyat. Kala itu tak ada yang mengalah sama sekali, masing masing dari mereka membawa pisau. Berhubung rumah mereka berada di tepi pantai yang tak berpenghuni, pertengkaran mereka hanya di dengar oleh buaya buaya yang menghuni sungai tersebut. Pertengkaran mereka hanya di saksikan oleh segerombolan buaya. Akhirnya salah satu dari mereka tertusuk pisau yang di bawa  nya. Pertengkaranpun sempat terhenti sesaat. Mereka berfikir bahwa tusukan pisau itu tak separah yang sebenarnya. Tusukan pisau itu mengenai jantung si momon. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, momon langsung tak sadarkan diri. Akhirnya, dengan banyaknya darah yang mengalir, buaya buaya itu langsung mendekati mereka, akhirnya buaya yang kelaparan dan melihat banyaknya darah yang mengalir itu langsung menyantap maman dan mimin. Akhirnya tiga saudara keras kepala itu menjadi santapan buaya yang menghuni sungai.

#sekedarnulistapinggakngertiujungnya

No comments:

Post a Comment