Tuesday, April 15, 2014

Talking to the wall





Saat asih terbangun dari tidurnya. Ia selalu berkata “selamat pagi pada tembok”. Asih hanyalah berteman dengan tembok di rumahnya. Apapun yang ia lakukan, selalu mengajak tembok untuk di jadikan pelampiasan.

Asih             : Hey tembok, apa kamu tak bisa membantuku sedikitpun
Tembok        : Aku bisa bantu apa untuk mu, asih?
Asih             :kenapa kau tak jawab pertanyaanku, tembok ?
Tembok        :kenapa kau tak bisa mendengarku, asih ?
Asih             : Tembok, jawaaaaab tembok, kenapaaaa ??? *sambil memukul mukul tembok
Tembok        :hey asih, kau memang aneh....aku adalah benda mati yang bisa mendengar seluruh ocehanmu, tapi aku tak bisa membalasnya, jika kau kesal, kau boleh memukul ku sesuka mu.
Asih             :*teriak teriak dan terus memukul tembok

Kadang memang manusia tak sadar dia berbicara dengan siapa. Yang mereka inginkan hanyalah, seseorang yang dapat mengerti, walaupun itu benda mati sekali pun. Seperti tembok, kursi, Pohon dan lain lain. Asih adalah orang yang berimajinasi tinggi. Dia kadang tak sadar, seolah olah benda mati di anggap temen nya sendiri. Ternyata si asih mengalami gangguan jiwa stadium 4.

#ini efek ngeblog dalam keadaan kacau